berteman dengan kesepian

Yosua Pirera
3 min readSep 9, 2022

--

bagi sebagian manusia, kesepian adalah hal yang menakutkan. dan dari kumpulan manusia itu salah satunya adalah aku. kesepian datang seperti mengisap atau bahkan menggerogoti anggota tubuh. perlahan-lahan, dirimu terhanyut dalam derasnya pikiranmu. selama bertahun-tahun, perasaan itu hadir menghajarmu babak belur.

selama perjalanan bertahun-tahun, aku berusaha untuk melawan rasa kesepian itu. hadir di saat perjalanan ke kantor, di lorong supermarket, atau duduk di samping kursi penumpang. rasa kesepian tampak begitu menjijikkan, banyak orang yang menjauhinya.

memang, rasanya aneh saat bertemu dengan rasa sepi. ia seperti teman yang jahil. bergelayutan, mencolekmu, atau menghinamu. tapi, kesepian tidak seburuk yang diduga. perasaan kesepian ada karena untuk menghargai keberadaan seseorang. seharusnya begitu. namun, sayangnya, kesepian juga masih hadir bahkan ada di tengah keramaian atau di samping orang yang mencintaimu.

berdamai dengan perasaan sepi sepertinya butuh keahlian khusus. karena pada umumnya, banyak orang yang tidak tahu cara menghadapinya.

sejak kecil, kesepian sudah hadir dalam hidup ini hanya saja, sejak awal aku belum pernah tahu caranya berdamai dengannya. sekarang, setiap kesepian itu hadir aku memperlakukan seperti seorang kawan. mandi air dingin, mencuci rambut dan memijat kepalaku, pergi ke tempat yang tenang, atau sekadar membaca buku favorit.

saat dihadapkan dengan rasa sepi kembali, rasanya sudah terbiasa dan menerima dengan lepas. “oh, lagi kesepian. nggak apa.” bukan hal baru untukku, ini soal kepandaian bagaimana memperlakukannya dengan baik. sebab, kesepian ya hal yang lumrah. aku tidak pernah malu mengatakan bahwa aku sedang kesepian. itu yang pernah dikatakan oleh konselorku, aku harus berani bicara dengan tegas soal perasaanku.

kesepian bisa hadir kapan saja, saat di tengah keramaian, di kamar mandi, di jalanan sepi, di lorong, ada banyak kemungkinan yang bakal terjadi. kesepian bukan soal seberapa banyak orang di sekitarmu, kesepian adalah sebuah ruang yang kosong di dalam kepalamu dan perlahan turun ke dadamu hingga begitu sesak. ia kosong, tapi memenuhi dadamu.

jadi, setiap kali kesepian itu datang aku memperlakukannya seperti seorang kawan. mungkin ini waktunya aku untuk mengenalnya lebih dalam, mengapa ia suka bergelayutan di pikiran, atau ya mungkin tidak perlu tahu jawabannya. yang kutahu aku hanya sedang merasa kesepian.

lewat kesepian, aku semakin sadar bahwa aku juga pelru untuk mencintai diriku terlebih dahulu. lewat bahasa kasih seperti sentuhan, menghabiskan waktu bersama, membeli semangkok bakmi, jalan kaki, bersepeda, atau memberi afirmasi positif: “nggak apa, sudah hebat banget hari ini.”

sesekali aku menghabiskan waktu bersama dengan banyak orang, rasa sepi masih hadir namun hanya saja tidak sekuat seperti dulu. aku masih dapat menikmati suasana dan kebersamaan dengan orang-orang yang menghargai keberadaanku.

kalau ditanya, apakah aku sudah berdamai atau aku telah mampu menenangkan rasa sepi di dalamku. aku tidak mau memusingkannya, sebab aku ingin menikmati segala momen di dalam hidup ini.

--

--

Yosua Pirera
Yosua Pirera

Written by Yosua Pirera

he writes for the weary soul / instagram: @yosuaesthetic

Responses (1)